Perjalanan ke Titik Nol

I’m in chaos sebelum ke Ibukota Negara Nusantara kemarin, mentally and physically. Di tengah hutan Kalimantan yang panas dan minim signal itu, kondisi tubuh yang sedang berpuasa justru diminta bertahan sedikit lagi. Dan, akhirnya aku menemukan landasan yang hilang dari diriku itu.

Baca lebih lanjut

DIARY ANAK KOST (2.0)

Hi, Apa Kabar?

Semoga kita semua selalu dikasih sehat ya di masa pandemi ini, selama pandemi banyak hal yang slow down ya, jarang banget yang sesuai target atau lebih cepat, eh apa aku sendiri aja yang seperti itu? hahaha

Perkembangan hidup jadi lebih bermakna ga sih? Karna pandemi kasih masing-masing orang banyak perspektif baru tentang hidup. Aku banyak kontemplasi, tentang aku mau apa. Semakin kesini, semakin aneh-aneh aktivitas PPKM. Oiya, pindah tempat tinggal juga. Ga gampang ternyata pindahan. Tapi semakin explore hal-hal yang nyaman lainnya. Sekarang aku jadi kembali suka nyuci, iya nyuci. Semua aja aku cuci, tiap 2 atau 3 hari aku pasti nyuci. HAHAHA. Segala yang bisa dicuci aku cuci, saking gabutnya, keset kaki, lap tangan, scruncies rambut, coba cuci sprei dan selimut sendiri ga laundry, gonta-ganti cuci handuk, semua deh. Makin absurd juga kelakuanku, tiba-tiba check-up set up box, eh ternyata ga bisa dipasang di TV, ganti beli antena trus manjat dinding, seminggu sekali ganti layout kamar, bebersih, mindahin barang, lap kabel, scanning saluran TV, lap rutin semua sepatu, jemur keset kaki, menghapal google maps. Ada banyak banget hal absurd yang kepikiran sebelumnya bakal aku lakukan, aku lakukan.

Baca lebih lanjut

DIARY ANAK KOST (1.0)

I wrote this while listening to NIKI – Strange Land.

Sekarang hobi baruku adalah nonton youtube Home Making, lalu aku belanja barang-barang keperluan beberes semacam beberapa merk pembersih toilet, box container, segala rupa. Aku menonton cara menyimpan bahan makanan, slow living ibu-ibu korea yang beberes dan memasak untuk keluarganya. Tidak menyangka di usia 27 tahun ini aku sampai juga di fase nyaman hidup sendiri.

Ini Ramadhan pertamaku, puasa sendirian, aku sahur sendiri ditemani video call keluarga dari Palembang. Lebaran Idul Fitri pertama juga ga di Palembang. Lebaran diisi dengan leyeh-leyeh di kamar kost disaat kamar kost lain kosong karna merayakan Lebaran. Aku merayakan dengan makan cookies dari hampers kantor sendirian, menggoreng pempek, memasak tekwan. Damn, I’m cool. Proud Proud Proud.

Baca lebih lanjut

Aku Punya Impian Baru

Aku punya impian baru, tidak satu, tidak juga dua, dia beranak pinak jadi sangat banyak.

Ternyata, benar. Berlayar tanpa arah juga ga bagus jika terus menerus. Jadi kini kemudi kapal, aku ambil alih. Aku kenali laut ini, arusnya, ombaknya, semua. Sampai akhirnya aku bisa menikmati terik mentari disini, menikmati deru ombak, menikmati pusingnya mabuk laut. Aku punya banyaaaaak impian baru karnanya.

Baca lebih lanjut

Buletin Proses

Merayakan satu bulan di kota baru, aku menulis ini. Let me celebrate every simple things in life. Keberhasilan kecil mungil pun harus disyukur. Hehe

Oiya, aku mau bercerita tentang banyak hal. Tapi bingung memulai darimana. Dari proses perjuangan aja kali ya. Banyak yang tidak tau bahwa aku sudah mempersiapkan diri untuk titik ini dari jauh-jauh hari. Pindah Kota dan Pindah Kantor bukan proses instan bagiku. Bertahun punya banyak “what if?” di benak. Akhirnya terealisasi. Dulu kalau Dinas ke kota sekarang, biasa aja, toh sendiri juga, kerjanya lebih berat, kan Dinas ga ikut rapat aja tapi beneran kerja. Tapi ketika sekarang justru menetap disini, waaah beda sekali. Semoga aku mampu menjadikannya pelajaran dalam hidup dengan cepat dan maksimal. Ada satu moment di akhir 2019 yang berkali aku ceritakan begitu membuka mataku dan jadi salah satu bahan bakar aku berjuang. Ya, direndahkan. Terima Kasih buat mereka yang dzolim, aku belajar banyak. HAHAHA.

Baca lebih lanjut

Memaknai 2020

Selama ini, beban terbesar yang bikin perasaan capekku tuh sering dari beban “what if?”. Beribu kemungkinan yang seolah nyata dan seolah jika pilihan itu ku ambil mungkin hidup bisa lebih mudah dan lebih indah. Tapi tahun ini berbeda, karena Pandemi, kesempatan sedikit datang, pintu yang dibuka juga jadi lebih sedikit terbuka. Sehingga topik-topik yang biasanya membuat “what if?” bergantungan banyak di benak jadi tentu reduce jauh.

Mungkin bagi kebanyakan orang, pandemic ini benar-benar membuat banyak perubahan di hidup mereka, banyak yang mengaku justru kurva hidupnya anjlok ke bawah normal. But for me, Alhamdulillah kurvaku stabil, bisa dibilang menanjak. Bukan berarti kehidupanku tidak terdampak selama 2020, tahun yang berat tentu saja, hanya saja mungkin karna 2019 sudah memukul telak mental, finansial, kesehatanku dan banyak hal lain. Menghadapi 2020 seperti berjalan dari bawah ke atas lagi, sehingga masih ada progressnya.

Baca lebih lanjut